Mata jiwa

Mata kita mulai redup Tapi jiwa kita menyala 
Berkobar di malam larut.














Esok kita tak perduli
Kita terkutuk pada pagi 
Dikutuki para penakut
Tapi kita burung rajawali 
Pengembara malam 
Tuan bagi kesepian sendiri 
Mata kita terpejam
Hati kita berjarak Pemberani 
kerap sendiri  
Seperti para penyair 
yang tak lagi menulis puisi. 
Tapi dalam hati
Terukir bahasa-bahasa, 
Sebagai puisi sunyi, 
Bagi jiwa yang sepi 
Nasib kita malam ini
Bukan nasib kita subuh nanti 
Selagi sepi memberi arti 
Kita mau tambah merasuk 
Dalam puisi yang ditulis  
dengan luka jiwa untuk dibaca  
para pengelana 
yang jiwanya bebas kembara .

No comments:

Post a Comment